Mengapa Manusia Ber-Reinkarnasi?

Topik yang ingin saya bicarakan hari ini cukup menarik. 

Siklus reinkarnasi. 

Pertama-tama, saya ingin menyentuh salah satu sistem kepercayaan lama kita sebagai manusia. 

Salah satu kepercayaan kita sebagai manusia adalah : kita melalui siklus reinkarnasi karena adanya karma. 

“Saya dikirimkan kembali ke bumi ini sebagai hukuman akan dosa-dosa saya di kehidupan yang lalu”.

Mungkin kita percaya bahwa jika di kehidupan ini kita melakukan dosa yang sangat besar, kita akan bereinkarnasi menjadi seorang gelandangan. Atau kita akan dilahirkan kembali menjadi seekor sapi. Atau seekor cicak. Seekor ayam. 

Hal ini tidak benar. Dan saya akan mengatakan alasannya. 

Ketika saya masih kecil, jika anda datang dan bicara kepada saya, mengatakan pada saya bahwa ada begitu banyak makhluk di luar sana yang berbeda dengan manusia, yang memiliki mindset yang sungguh berbeda dari manusia (mereka tidak butuh makanan, mereka tidak butuh seks, mereka tidak butuh validasi material dsb), saya tidak akan mempercayai anda. 

Saya akan sangat sulit mempercayai anda karena saya tidak bisa membayangkan ada mindset yang berbeda dari milik saya, dimana mindset itu tidak membutuhkan makanan, seks, sosialisasi seperti yang dibutuhkan masyarakat pada umumnya. 

Hal ini terjadi karena saya stuck. 

Saya terjebak dalam sebuah level kesadaran dan secara otomatis mengasumsikan bahwa seluruh orang berpikir dengan mindset yang sama dengan saya.  

Saya harus mengatakan hal ini karena berpegang pada kenyataan bahwa sebagian besar orang masih berpegang pada kepercayaan ini. Terjebak dalam satu level kesadaran dimana mereka yakin ada sebuah kekuatan besar yang mengawasi mereka, lalu menghakimi apa-apa yang mereka lakukan. 

Anda perlu mengetahui satu hal : 

• “Makhluk yang bukan manusia, tidak akan berpikir seperti manusia. Karena itu mereka tidak akan menghakimi perilaku manusia. Titik.”

Kebanyakan makhluk di luar dunia 3 dimensi (dunia kita sekarang ini) menonton dan mengawasi kita melakukan "hal-hal yang manusia lakukan", tanpa menghakimi karena mereka memiliki pikiran yang berbeda dari kita. 

Saya tahu hal ini sulit untuk dicerna. Saya sendiri juga kesulitan membayangkannya. 

Satu-satunya cara untuk membuktikannya adalah saya pernah pergi ke dimensi yang lain, menjadi makhluk yang bukan manusia dengan dimensi yang lebih tinggi dari dunia material kita, dan prioritas saya menjadi sama sekali berbeda dengan prioritas kebanyakan kita, manusia. 

Ketika saya melakukan astral projection, saya otomatis pergi ke dimensi yang lebih tinggi dari dimensi manusia biasa dan secara otomatis, mindset saya berubah. Hal inilah yang membuat saya bisa ‘naik’ satu level ke dimensi selanjutnya dan bertemu spirit guide, malaikat, dsb. 

Sekarang mari ambil contoh. 

Ketika kita masih kecil, kita biasa diperintahkan untuk jangan melakukan sesuatu, kalau tidak kita akan kena masalah. 

“Jangan makan kue itu, tunggu ayahmu pulang dulu. Kalau tidak kamu akan dihukum!”

Di sekolah, ketika kita tidak mengerjakan PR, guru kita akan menghukum kita dan memanggil orangtua kita, membuat kita mengantisipasi hukuman yang akan kita dapatkan jika kita melakukan sesuatu yang dianggap salah. 

Mari naik satu level lagi. 

Di universitas saya, orang-orang masuk ke ruang dosen dengan takut-takut. Mereka memandang dosen dengan tatapan ketakutan dan bahkan (ini cerita nyata) ada teman saya yang menangis karena dia takut menghadap dosen. 

Saya dengan santai menyapa dosen yang lewat dan menanyakan apakah dosen tersebut melihat dosen yang lain yang kebetulan merupakan temannya. 

Teman-teman saya memandang saya dengan tatapan terkejut, mengatakan saya gila karena saya berani mengambil langkah yang demikian dan ini membuat saya berpikir panjang. 

Kenapa saya harus dikatakan gila jika saya menyapa dosen saya dan menanyakan hal yang wajar? Sebetulnya siapa yang gila?

Mindset yang demikian, yang dipenuhi dengan rasa takut dan malah (terkesan) mengharapkan untuk dihukum, jika digabungkan dengan ketidaktahuan kita, dengan keterbatasan pengetahuan kita mengenai makhluk yang bukan manusia, hal ini akan mengakibatkan pergantian ‘orangtua’, ‘guru’ dan juga ‘dosen’ tadi, dengan sesuatu yang lebih tinggi, yang biasa disebut karma atau makhluk lain yang menghakimi kita, siap untuk menghukum kita. 

Makhluk ini dapat disebut sebagai Tuhan, Dewa, atau makhluk lain yang dianggap berkuasa, yang dianggap menghakimi manusia untuk tingkahnya yang salah atau benar. 

Namun demikian, ketika kita naik dan pergi dari pikiran dunia 3 dimensi ini, kita akan menyadari bahwa seluruh hal sebetulnya benar. 

Tidak ada yang salah. 

saya sadar dengan mengeluarkan kalimat-kalimat ini, saya akan mendapat banyak perlawanan. Banyak penolakan. 

Hal ini terjadi karena untuk orang-orang yang masih dalam mindset 3 dimensi akan beranggapan bahwa “Bagaimana bisa semua hal itu benar? Bagaimana bisa semua hal itu baik? Bagaimana dengan tragedi yang membunuh orang banyak?”

Satu hal yang perlu anda sadari adalah, ketika anda mengalami tragedi atau pengalaman yang mengerikan (dicopet, ditabrak lari, bahkan pembunuhan orang yang anda sayang), anda akan mengalami pertumbuhan jiwa. 

Jiwa anda sedang ditempa untuk tumbuh dewasa. anda sedang berada dalam pelajaran hidup, dan memang sudah seharusnya demikian. 

Hal ini persis seperti ketika kita menonton film. Sang karakter utama ditempa dengan kehidupan yang begitu berat, dengan pengalaman-pengalaman mengerikan, untuk kemudian sampai pada ending bahagia dimana sang karakter hidup bahagia dan jauh lebih kuat.

Uraian yang saya sebutkan diatas merupakan hal yang dikaitkan dengan karma oleh orang-orang barat. Orang-orang di bagian timur dunia, berbeda. 

Mereka mendefinisikan karma dengan aksi. 

Hal ini sangat penting, karena meskipun anda berpikir bahwa anda adalah orang yang jahat, bahwa anda memikirkan banyak pikiran-pikiran buruk, selama anda tidak merubah pikiran itu menjadi sebuah aksi, anda akan aman dari karma. 

Hal ini sulit dilakukan. 

Contohnya adalah jika anda melihat seseorang yang mempunyai banyak teman. Ketika anda melihat orang itu, anda merasa sendirian, anda merasa bahwa anda tidak mempunyai teman. Hal ini membuat anda sedih. 

Kesedihan ini akan perlahan berubah menjadi kemarahan dan rasa iri.

Anda-pun mulai berpikir untuk membicarakan hal-hal buruk mengenai orang itu di belakang, menyebar hal yang tidak baik. 

Ketika anda melakukan hal itu, anda memang akan mendapatkan teman baru. Namun teman yang anda dapatkan adalah teman yang membicarakan seseorang di belakang. 

Hasilnya adalah? 

Ketika anda sedang tidak ada di tempat, teman-teman baru anda akan membicarakan anda di belakang mereka.  

Hal ini akan berlanjut terus dan inilah yang dinamakan negative karma.'

Anda menarik teman-teman atau orang-orang yang melakukan sesuatu yang anda lakukan. 

Jika ceritanya diganti dan anda menjadi diri anda sendiri di hadapan teman-teman anda tanpa merasa perlu membicarakan orang lain, maka teman-teman anda adalah orang-orang yang nyaman di sekitar anda karena mereka bisa menjadi diri mereka sendiri. 

Jadilah diri anda sendiri, dan anda akan menarik orang-orang yang menjadi diri mereka sendiri. 

Hal ini juga berlaku pada berbagai aspek di kehidupan anda, contohnya adalah ketika anda mencuri sesuatu, maka suatu saat nanti barang anda akan dicuri. 

Hal ini tidak ada hubungannya dengan karma, melainkan sesuatu yang dinamakan ‘hukum getaran alam semesta’. 

Anda menarik apapun yang diri anda lakukan atau pikirkan.

Hal lain yang dapat dibicarakan mengenai reinkarnasi adalah tujuan hidup. 

Jika di kehidupan ini anda belum memenuhi tujuan hidup anda, maka anda akan kembali pada sistem reinkarnasi, dan hal ini sangat mungkin. 

Ini terjadi karena jiwa anda tidak puas dengan raport kehidupan anda yang tidak terpenuhi. Bagaimana bisa? Tujuan anda hidup tidak anda lakukan. 

Penyebab hal ini kebanyakan adalah karena kehidupan masyarakat yang mendikte anda menyebabkan anda melepas passion masa kecil anda. 

Bagaimana bisa anda menjadi seorang seniman, penari atau penulis? 

Hanya anak-anak yang melakukan itu, orang dewasa ada untuk bekerja!

Disinilah anda melakukan kesalahan besar. 

Ketika anda melepas impian masa kecil anda dan memblok passion anda, anda telah membatasi diri anda sendiri dari ekspresi. 

Anda tidak lagi mengekspresikan diri anda karena doktrin dari orang tua, saudara, orang-orang di sekitar anda yang mendikte anda bahwa mengikuti passion adalah hal yang salah. 

Cara termudah untuk melepas kepercayaan ini adalah mengikuti kembali passion masa kecil anda dan lihat kehidupan orang lain yang berhasil menjadikan passion mereka sumber penghasilan. 

Ikuti dan jalankan passion anda, hal ini adalah cara termudah untuk memenuhi tujuan hidup anda sebagai manusia. 

Sumber : Ryan Croppers youtube video  Reincarnation cycle – Why do we incarnate (And how to stop it!)